Baca

Gerakan Intervensi Serentak dalam pencegahan Stunting dilaksanakan oleh 15 Puskesmas Sekabupaten Pesawaran kegiatan ini dilaksanakan Dengan sasaran Calon Pengantin putri,Ibu Hamil dan Balita. 

Untuk Kabupaten Pesawaran Dimulai dari tanggal 7 sd 10 juni 2024 dengan target sasaran 100%. Kegiatan dilaksanakan Serentak dan Nasional Artinya Seluruh Indonesia Bersama sama Melaksanakan Kegiatan Gerakan Intervensi Pencegahan Stunting yang diadakan di Seluruh Posyandu.

Baca

Jumat 31 Juni 2024 Dinas Kesehatan Melalui Bidang Kesehatan Masyarakat Melaksanakan Kegiatan Koordinasi Mitra Dalam Mendukung Germas..dimana Peserta Pertemuan ini terdiri dari Beberapa Organisasi Perengkat Daerah,Organisasi Profesi Kesehatan,Organisisasi NU,Muhammadiyah,Aisah,PWI,Karang Taruna dan SakhabaktiHusada.

Tujan kegiatan ini adalah untuk Bersama Sama Berkomitmen dalam Melaksanakan Gerakan masyarakat Di kabupaten Pesawaran Sesuai Instruksi Presiden No 1 Tahun 2017 dan Peraturan Bupati Pesawaran No 51 tahun 2018.

Perlu kita ketahui Bersama bahwasanya Germas ini adalah sebagai salah satu upaya Promotif dan preventife yang diharapkan dapat menecegah dan mengatasi permasalahan-permasalahan kesehatan yang harus kita atasi bersama sama, dan perlu kita ketahui bahwa angka penyakit tidak menular mengalami terus peningkatan artinya Germas ini merupakan suatu tindakan yang tepat untuk dilakukan secara kesadaran, dan kemauan dari kita secara individu untuk mulai membiasakan pola hidup sehat diantara nya yaitu aktifitas visik minimal 30 menit setiap hari, mengkonsumsi buah dan sayur, cek kesehatan secara berkala, memebersihkan lingkungan dan menggunakan jamban sehat. dengan membiasakan pola sehat seperti ini saya yakin pastinya akan dapat menekan terjadinya penyakit tidak menular khusus nya di kabupaten pesawaran.

Baca

Pencabutan status kegawatdaruratan Covid-19 oleh WHO bukanlah akhir dari perjuangan melawan Covid-19, karena pada kenyataannya Covid-19 masih ada di sekitar kita. Sehingga dengan demikian, pemerintah Indonesia masih berkomitmen untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19 hingga booster kedua.

Dalam keterangannya, dr. Syahril selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa percepatan yang dilakukan saat ini menargetkan minimal 50% penduduk berusia 18 tahun ke atas mendapatkan dosis booster, namun dengan tetap memprioritaskan kelompok rentan seperti lansia.

Alasan percepatan tersebut dilakukan adalah guna memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19 dan memastikan tidak terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di tengah masyarakat. Selain itu, saat ini diketahui bahwa 30% pasien terkonfirmasi Covid-19 yang mendapatkan perawatan di rumah sakit adalah individu yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Melihat hal tersebut, maka dr. Syahril menambahkan bahwa pencabutan status kegawatdaruratan dari WHO untuk Covid-19 tidak menimbulkan euphoria yang berlebihan dan masyarakat diharapkan tetap waspada karena potensi penularan masih ada.

Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen P2P No. HK.02.02/C/380/2023, pemberian vaksinasi Covid-19 dosis booster ke-2 bagi semua masyarakat umum (18 tahun ke atas) sudah dapat dilakukan sejak 24 Januari 2023 yang lalu. Selain itu vaksinasi Covid-19 juga sudah bisa dilakukan bagi masyarakat yang sebelumnya sudah mendapatkan booster ke-1 dengan interval lebih dari 6 bulan.

Di pihak WHO sendiri juga telah memberikan kewenangan sepenuhnya kepada masing-masing negara untuk memberikan booster kedua kepada kelompok di luar kelompok prioritas tinggi sesuai dengan situasi epidemiologi Covid-19 di masing-masing negara.

Baca

Menjelang pemberangkatan jamaah haji 1444 H/2023 yang direncanakan pada 24 Mei 2023 yang akan datang, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melakukan persiapan seluruh jemaah haji agar tetap sehat baik sebelum keberangkatan hingga kembali ke tanah air.

Persiapan keberangkatan jemaah haji Indonesia tersebut juga dilakukan untuk merespon kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, meskipun Covid-19 sudah tidak lagi berstatus darurat kesehatan global.

Bentuk persiapan yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya adalah dengan menggelar Sosialisasi Kesehatan Haji Masa Pandemi mulai dari bulan April 2023 yang lalu. Kegiatan sosialisasi tersebut merupakan kerjasama yang dilakukan oleh Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota.

Adapun pelaksanaan Sosialisasi Kesehatan Haji tersebut dilakukan di 5 kabupaten, diantaranya:

  1. Kabupaten Cirebon

  2. Kabupaten Pelalawan

  3. Kabupaten Kudus

  4. Kabupaten Bantul

  5. Kabupaten Pacitan

Dalam keterangannya pada Sosialisasi Kesehatan Haji Masa Pandemi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada 6 Mei 2023 yang lalu, Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M selaku Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes menyatakan bahwa persiapan kesehatan merupakan hal yang harus dilakukan tidak hanya bagi jamaah lanjut usia, hal ini mengingat ibadah haji sangat identik dengan ibadah fisik.

Pada acara sosialisasi tersebut, jemaah haji juga mendapatkan pemeriksaan kesehatan, pengukuran kebugaran serta penyampaian informasi mengenai penyelenggaraan kesehatan haji mulai dari pemeriksaan kesehatan, pembinaan kesehatan, vaksinasi haji hingga protokol kesehatan selama menjalankan ibadah haji hingga kembali ke tanah air.

Baca

Pandemi Covid-19 yang telah berjalan selama beberapa tahun terakhir, akhirnya mendapatkan titik terang, dimana tepat pada 5 mei 2023 yang lalu, Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) resmi mencabut status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) untuk COVID-19.

Keputusan diatas tentu mendapatkan sambutan baik dari Kementerian kesehatan Republik Indonesia. mengingat indonesia sendiri sebelumnya telah melakukan persiapan untuk melakukan transisi menuju endemi setelah melakukan konsultasi dengan WHO.

Berdasarkan keputusannya, WHO juga memberikan tanggapan yang positif dan menyatakan bahwa persiapan Indonesia dalam melakukan transisi dari pandemi menuju endemi sudah cukup baik.

Memberikan tanggapan dari dicabutnya PHEIC untuk Covid-19 oleh WHO, dr.Mohammad Syahril selaku Juru Bicara Kementerian Kesehatan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan yang telah berjuang bersama dalam melakukan penanganan covid-19, sehingga saat menuju pengakhiran ini, kasus Covid-19 dapat terkendali.

Namun demikian, pemerintah masih tetap menghimbau kepada masyarakat, khususnya yang masuk kedalam kelompok lansia dan kelompok berisiko lainnya untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dan melanjutkan upaya vaksinasi yang telah dilakukan sebelumnya.

Saat ini pemerintah masih terus melakukan langkah-langkah persiapan  untuk mencabut status pandemi sesuai dengan Strategi Kesiapsiagaan dan Respon COVID-19 2023-2025 yang sebelumnya telah disiapkan oleh WHO sebagai pedoman bagi negara- negara.

Sebagai penutup, dr. Syahril juga mengingatkan bahwa Virus Covid-19 masih ada di sekitar kita, untuk seluruh masyarakat diharapkan bisa tetap waspada, terutama bagi kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta .